Lagu Religi Adalah
Ada kesalahan fatal masyarakat kita, khususnya kalangan industri; baik pencipta lagu, penyanyi dan label; dalam hal memahami lagu religi. Mereka beranggapan bahwa lagu religi (ada yang menyebut istilah ‘lagu rohani’) adalah jenis aliran musik tertentu –berbau musik arab, melayu, padang pasir atau gospel—dengan lirik yang menyebut nama Tuhan, Malaikat, Hari Akhir atau untaian ayat-ayat Kitab Suci. Juga dalam momentum waktu peluncuran atau menyanyikannya pada saat-saat tertentu. Bagaikan musim; kemarau, hujan, ramadhan, lebaran, natal, imlek…
Padahal dalam pemahaman keagamaan –-religiusitas— agama apapun; dari sejak bangun tidur, buang air besar, cuci piring, mencari nafkah, sampai ke liang lahat adalah pekerjaan agama. Ironisnya, pelantun-pelantun shalawat-pun tidak memahami hal ini. Mereka mengikuti arus industri, setiap menjelang ramadhan bekerja keras merampungkan ‘album religi’ untuk pada saatnya nanti dirilis ke pendengar.
Kehadiran Letto, band yang bermarkas disebuah gang, Gang Barokah, Kadipiro, Bantul, Yogyakarta; mematahkan pemahaman itu. Mereka menolak keras membuat album religi dengan pemahaman yang sesat itu.
Dalam satu wawancara dengan sebuah májalah internasional terbitan Indonesia, Noe, vokalis Letto, ketika ditanya; mengapa Anda tidak menjadi penyanyi tembang religi, mengungkapkan:
“Karena kita tidak percaya dengan lagu religi. Kalau ada lagu religius berarti ada lagu yang tidak religius dong. Padahal semua hal menurut kita bisa diambil sisi religiusnya. Mau ngomong kambing sampai tai sapi, semuanya bisa religius juga. Bukan lagunya, tapi bagaimana kita mengambilnya.”
Letto, yang digawangi empat anak muda; Noe (vokalis, penulis syair, keyboard); Patub (gitar); Arian (bass) dan Deddy (drum) serta dua additional player: Widi (keyboard) dan Cornel (rhytem); jauh-jauh hari bertekad membuat musik yang apik, dengan syair-syair yang jelas membawa pesan; meskipun vokal Noe yang biasa-biasa saja. Soal vokal ini secara jujur diakui sendiri oleh Noe bahwa ia menjadi vokalis adalah sebuah musibah. Ia menjadi korban. Teman-temannya tidak ada yang mau jadi vokalis, terpaksa menjadi terdakwa.
Dalam suatu wawancara radio, baru-baru ini, Noe membuka rahasia, yang selama ini ditutup rapat. Bahwa dalam album terbarunya “Lethologica” terdapat satu lagu untuk iblis. Hah…!!!
Apakah lagu yang diciptakan untuk iblis termasuk lagu religi? Benar-benar gila. Jelas, kalau mengikuti arus pemahaman ‘lagu religi’ yang selama ini kita kenal, lagu itu termasuk ‘tembang setan.’ Bukan lagu religi. Masa iblis dibikinkan lagu.
Lagu iblis ini berjudul: “Kepada Hati Itu.” Iblis mengungkapkan hatinya yang terdalam, ia bertugas mengganggu manusia, namun manusia ini terlalu kuat. Ia selalu berserah diri pada Tuhan.
Kepada Hati Itu
Kerasnya hatimu aku tak mampu
Aku tak mau memintanya
Betapa diriku terus mencoba
Tapi merasa ku tak berdaya
Sepanjang waktumu, tak kau biarkan
Tak kau lepaskan keinginanmu
Mencoba bertahan dari hatiku
Keinginanku memilikinya
Kepada hati itu aku terlena
Dimana kau berada, aku terbawa
Kepada hati itu ku terus mencoba
Dimana kau berada, engkau milik-Nya
Harumnya nafasmu sangat sejuk
Sangat pantas di jiwamu
Begitu terasa lapar dahaga
Kasih dan cinta yang kau punya
Kepada hati itu aku terlena
Dimana kau berada, aku terbawa
Kepada hati itu ku terus mencoba
Dimana kau berada, engkau milik-Nya
Kepada hati itu aku terlena
Dimana kau berada, aku terbawa
Kepada hati itu ku terus mencoba
Dimana kau berada, engkau milik-Nya
Kepada hati itu aku terlena
Dimana kau berada, aku terbawa
Kepada hati itu ku terus mencoba
Dimana kau berada, engkau milik-Nya
Kalau saja Noe tidak membuka rahasia itu, kita berpikiran dan menafsirkan bahwa lagu ini lagu cinta biasa, ungkapan seseorang terhadap kekasihnya, yang hatinya belum menerima cintanya.
Sebagaimana lagu “Sandaran Hati” dalam album pertama Letto. Sandaran hatinya adalah antara manusia yang dimabuk asmara dengan kekasihnya (dengan ‘nya’ kecil). Enam bulan berikutnya orang baru ‘ngeh’ bahwa lagu ini semacam doa sang hamba dengan Sang Kekasih (Tuhan). Segala permasalahan kehidupan bersandar lepada Tuhan.
Dalam album kedua, Sebelum Cahaya, orang juga dibebaskan menafsirkan, apa kandungan terdalam syair lagu tersebut. Sampai akhirnya ada yang menyebut bahwa ini adalah cerita tentang ketekunan seorang hamba yang menjalankan shalat malam. Sekali lagi orang bebas menafsirkan.
Emha Ainun Nadjib, ayahnya Noe, puluhan tahun lalu telah menulis puisi “Jalan Sunyi.” Ada kalimat yang hampir mirip pada lagu Sebelum Cahaya, yaitu “perjalanan sunyi.” Maka tidak heran ada yang mengutak-atik-gatuk bahwa lagu ini diperuntukkan ayahndanya tercinta.
Karena perjalanan Emha adalah perjalanan sunyi, sangat jarang orang yang mau menempuhnya. Perjalanan sendiri. Dengan setia, meski tidak jarang difitnah, dicekal, Emha tetap berjalan. Terus berjalan. Hal ini disadari betul oleh Emha sejak muda. Maka ketika anak pertamnya lahir dinamai: Sabrang Mowo Damar Panuluh. Berjalan di atas bara api dengan membawa obor sebagai penerang jalan kemanusiaan. Itu yang dilakukan Emha sampai sekarang, dan sang anak berjanji akan setia menemani.[]
______________________
Tulisan: Abuya SR Rahman
Note: Pernah dipublikasikan Tahun 2009
Kamis, 21 Mei 2015
Selasa, 12 Mei 2015
Waspadai Pesan di Balik Lagu-lagu Tenar Dunia
NYANYIAN adalah ungkapan jiwa seseorang. Seringkali lagu yang kita nyanyikan mencerminkan keadaan kita pada waktu itu. Tetapi kenyataannya ada di antara kita yang masih suka mendengarkan bahkan menyenandungkan lagu-lagu duniawi (sekuler) tanpa meneliti syairnya. Padahal banyak sekali lagu-lagu duniawi yang syairnya mengungkapkan kepahitan hidup, keputusasaan, cinta eros (hawa nafsu), dendam, pemberontakan, bahkan ada yang syairnya terang-terangan menghujat Allah. Bagi kita yang mungkin masih punya hobi mendengar musik duniawi, bahkan memiliki beberapa idola dari kalangan musisi dan penyanyi sekuler, inilah saatnya meneliti ulang apakah mungkin “koleksi lagu-lagu lama kita” aman?
Mengapa Mesti Mewaspadai Lagu Sekuler?
Majalah Gatra edisi 4/11/95 suatu kali memuat satu berita tentang sekelompok anak-anak muda yang membakar ratusan kaset musik rock di halaman Gedung Kesenian Pingkan Matindas, Manado. Aksi penghangusan kaset itu dilakukan seusai acara Seminar Musik Rock dan Kekristenan yang dibawakan oleh pembicara tunggal evangelis Yusak Obaja dari Joyous Ministry, Bandung. Bapak Yusak yang memimpin sebuah pelayanan literatur, audio visual, musik dan paduan suara gerejawi itu mengungkapkan bahwa dibalik lagu-lagu cadas itu tersembunyi roh jahat yang merongrong iman. contohnya, lagu Suicide Solution-nya ozzy osbourne melantunkan syair demikian, “bunuh diri adalah satu-satunya jalan keluar. tidak tahukah kamu akan hal itu? mengapa tak engkau bunuh dirimu?”
Penyesatan Di balik Kepiawaian disk-jockey
George Michael dalam lagunya I Want Your Sex membuat kita malu mendengarnya. Dengan istilah-istilah slank (prokem) yang seronok ia menyatakan bahwa seks adalah pelampiasan nafsu yang bebas dilakukan.
Dengan mengunakan trik teknologi. Para Joki diskotik sangat piawai melakukan backward masking effects – piringan hitam yang diputar berlawanan arah. Siapa sangka ternyata dengan teknik tersebut lirik lagunya bisa berubah menjadi kata-kata hujatan kepada Tuhan atau pernyataan yang sesat.
Sebait lagu Wasted Land dari grup Eagles jika diputar normal, terdengar, “this far down the land (jauh di suatu negeri)”. Tapi kalau diputar berlawanan arah akan terdengar, “i have a mind of satan (aku memiliki pikiran setan)”.
Led Zepplin dengan tembangnya Over The Hill and Far Away, jika diputar balik akan berbunyi, “Kita tak akan terjangkau dan semua telah terkutuk. Ya setan adalah Tuhan. Ya, kita akan tinggal di dalamnya”.
Lalu satu lagu dari Michael Jackson yang berjudul Beat It, jika diputar mundur kata-katanya berubah menjadi “i do believe it was satan, whose in me (aku sangat percaya setanlah yang ada pada diriku)”.
Di balik lambang dan singkatan
Musik yang diilhami itu parahnya juga dilengkapi berbagai simbol atau akronim menyesatkan. Beberapa personil grup rock ada mengunakan kalung salib yang bagian atasnya berbentuk lingkaran. Sebenarnya itu adalah Ankh sebuah simbol yang dipakai oleh bangsa Mesir kuno untuk menyembah dewa matahari ra dengan cara melakukan praktik upacara seks masal.
Akronim atau singkatan nama grup band AC/DC selain mengandung arti biseksual (praktek seks ganda, pria dan wanita) juga menyelubungkan makna “anti christ / devil’s companies”. Lalu akronim kelompok WASP merupakan singkatan dari “we are sex perverts (kita adalah penyesat sex)”. Nama grup STYX, berasal dari mitos Yunani dan Roma yang berarti, “sungai yang mengalir dari neraka”.
Banyak para musisi rock dari barat dengan jujur dan blak-blakan menyatakan bahwa mereka menerima kekuatan magis (gaib) dari setan. Karena itu mereka tidak sungkan-sungkan mencantumkan simbol-simbol setan dalam sampul album mereka. Menurut mereka pemuatan simbol itu bisa menambah kuasa gaib bagi mereka untuk menggapai kesuksesan dan popularitas. Dengan alasan itu, banyak grup rock yang mencantumkan aneka kreasi huruf “s” sebagai logo. ternyata huruf “s” itu mereka maksudkan untuk satu arti yaitu satanic.
Latar belakang penciptaan yang menyesatkan
Lagu kondang We Are The Champion sepintas bersyair baik, namun ternyata diciptakan oleh kelompok queen untuk mendukung keberadaan homoseksual. Lagu tersebut dijadikan lagu kebangsaan kaum homo dan dipakai untuk mendukung gerakan gay liberation (pembebasan kaum homo). Maklum, Freddy Mercury yang mengumandangkan lagu tersebut ternyata juga seorang bohemian biseksual penganut free sex yang meninggal akibat AIDS.
Selain itu, kerap kali para musisi rock menciptakan lagu dalam keadaan teler alias mabuk. John Lennon personil grup kesohor The Beatles, sambil teler menciptakan lagu Imagine dan menuliskan baitnya, “bayangkan tak ada surga dan juga tak ada agama”, lalu dalam refreinnya ia lanjutkan dengan kata-kata, “aku berharap suatu hari kalian akan bergabung denganku dan dunia menjadi satu”.
Sedangkan Bon Jovi dalam satu tembang yang mengorbitkannya Slippery When Wet, sambil mabuk ia diilhami oleh tarian erotis (seronok) dari seorang wanita di sebuah bar yang dikunjunginya. Salah satu lagunya yang sangat populer Never Say Goodbye secara tersamar menceritakan seorang wanita yang kehilangan kegadisannya di belakang jok mobilnya. Ada beberapa lagi tembang Bon Jovi yang bertema cabul dan tidak pantas disebutkan di sini.
Lagu lama dari grup Eagles yang berjudul Hotel California yang telah dirilis ulang dan sempat ngetop kembali, sepertinya hanya menceritakan sisi gelap kenyataan hidup yang biasa terjadi. Tetapi setelah ditelusuri, ternyata ada cerita minor dibalik lagu tersebut. Saat permulaan gereja setan pindah ke San Fransisco, California, Hotel California adalah satu-satunya tempat yang mau mengakomodasi. Kalau diperhatikan, di bagian dalam sampul album lagu itu terlihat wajah Anton Lavey, yang tak lain adalah pendiri gereja setan dan penulis buku Satanic Bible (alkitab gereja setan). Larry Salter, sang manajer rekaman, menyatakan bahwa grup Eagles telah berhubungan dengan gereja setan tersebut. Dari latar belakang ini, akhirnya tampak jelas bahwa mereka sedang menceritakan kegiatan gereja setan itu dalam lagu Hotel California.
Jika satu dan dua kali atau kasus, mungkin ini kebetulan. Tapi jika sudah menjadi pola? [islampos/berbagai sumber]
Mengapa Mesti Mewaspadai Lagu Sekuler?
Majalah Gatra edisi 4/11/95 suatu kali memuat satu berita tentang sekelompok anak-anak muda yang membakar ratusan kaset musik rock di halaman Gedung Kesenian Pingkan Matindas, Manado. Aksi penghangusan kaset itu dilakukan seusai acara Seminar Musik Rock dan Kekristenan yang dibawakan oleh pembicara tunggal evangelis Yusak Obaja dari Joyous Ministry, Bandung. Bapak Yusak yang memimpin sebuah pelayanan literatur, audio visual, musik dan paduan suara gerejawi itu mengungkapkan bahwa dibalik lagu-lagu cadas itu tersembunyi roh jahat yang merongrong iman. contohnya, lagu Suicide Solution-nya ozzy osbourne melantunkan syair demikian, “bunuh diri adalah satu-satunya jalan keluar. tidak tahukah kamu akan hal itu? mengapa tak engkau bunuh dirimu?”
Penyesatan Di balik Kepiawaian disk-jockey
George Michael dalam lagunya I Want Your Sex membuat kita malu mendengarnya. Dengan istilah-istilah slank (prokem) yang seronok ia menyatakan bahwa seks adalah pelampiasan nafsu yang bebas dilakukan.
Dengan mengunakan trik teknologi. Para Joki diskotik sangat piawai melakukan backward masking effects – piringan hitam yang diputar berlawanan arah. Siapa sangka ternyata dengan teknik tersebut lirik lagunya bisa berubah menjadi kata-kata hujatan kepada Tuhan atau pernyataan yang sesat.
Sebait lagu Wasted Land dari grup Eagles jika diputar normal, terdengar, “this far down the land (jauh di suatu negeri)”. Tapi kalau diputar berlawanan arah akan terdengar, “i have a mind of satan (aku memiliki pikiran setan)”.
Led Zepplin dengan tembangnya Over The Hill and Far Away, jika diputar balik akan berbunyi, “Kita tak akan terjangkau dan semua telah terkutuk. Ya setan adalah Tuhan. Ya, kita akan tinggal di dalamnya”.
Lalu satu lagu dari Michael Jackson yang berjudul Beat It, jika diputar mundur kata-katanya berubah menjadi “i do believe it was satan, whose in me (aku sangat percaya setanlah yang ada pada diriku)”.
Di balik lambang dan singkatan
Musik yang diilhami itu parahnya juga dilengkapi berbagai simbol atau akronim menyesatkan. Beberapa personil grup rock ada mengunakan kalung salib yang bagian atasnya berbentuk lingkaran. Sebenarnya itu adalah Ankh sebuah simbol yang dipakai oleh bangsa Mesir kuno untuk menyembah dewa matahari ra dengan cara melakukan praktik upacara seks masal.
Akronim atau singkatan nama grup band AC/DC selain mengandung arti biseksual (praktek seks ganda, pria dan wanita) juga menyelubungkan makna “anti christ / devil’s companies”. Lalu akronim kelompok WASP merupakan singkatan dari “we are sex perverts (kita adalah penyesat sex)”. Nama grup STYX, berasal dari mitos Yunani dan Roma yang berarti, “sungai yang mengalir dari neraka”.
Banyak para musisi rock dari barat dengan jujur dan blak-blakan menyatakan bahwa mereka menerima kekuatan magis (gaib) dari setan. Karena itu mereka tidak sungkan-sungkan mencantumkan simbol-simbol setan dalam sampul album mereka. Menurut mereka pemuatan simbol itu bisa menambah kuasa gaib bagi mereka untuk menggapai kesuksesan dan popularitas. Dengan alasan itu, banyak grup rock yang mencantumkan aneka kreasi huruf “s” sebagai logo. ternyata huruf “s” itu mereka maksudkan untuk satu arti yaitu satanic.
Latar belakang penciptaan yang menyesatkan
Lagu kondang We Are The Champion sepintas bersyair baik, namun ternyata diciptakan oleh kelompok queen untuk mendukung keberadaan homoseksual. Lagu tersebut dijadikan lagu kebangsaan kaum homo dan dipakai untuk mendukung gerakan gay liberation (pembebasan kaum homo). Maklum, Freddy Mercury yang mengumandangkan lagu tersebut ternyata juga seorang bohemian biseksual penganut free sex yang meninggal akibat AIDS.
Selain itu, kerap kali para musisi rock menciptakan lagu dalam keadaan teler alias mabuk. John Lennon personil grup kesohor The Beatles, sambil teler menciptakan lagu Imagine dan menuliskan baitnya, “bayangkan tak ada surga dan juga tak ada agama”, lalu dalam refreinnya ia lanjutkan dengan kata-kata, “aku berharap suatu hari kalian akan bergabung denganku dan dunia menjadi satu”.
Sedangkan Bon Jovi dalam satu tembang yang mengorbitkannya Slippery When Wet, sambil mabuk ia diilhami oleh tarian erotis (seronok) dari seorang wanita di sebuah bar yang dikunjunginya. Salah satu lagunya yang sangat populer Never Say Goodbye secara tersamar menceritakan seorang wanita yang kehilangan kegadisannya di belakang jok mobilnya. Ada beberapa lagi tembang Bon Jovi yang bertema cabul dan tidak pantas disebutkan di sini.
Lagu lama dari grup Eagles yang berjudul Hotel California yang telah dirilis ulang dan sempat ngetop kembali, sepertinya hanya menceritakan sisi gelap kenyataan hidup yang biasa terjadi. Tetapi setelah ditelusuri, ternyata ada cerita minor dibalik lagu tersebut. Saat permulaan gereja setan pindah ke San Fransisco, California, Hotel California adalah satu-satunya tempat yang mau mengakomodasi. Kalau diperhatikan, di bagian dalam sampul album lagu itu terlihat wajah Anton Lavey, yang tak lain adalah pendiri gereja setan dan penulis buku Satanic Bible (alkitab gereja setan). Larry Salter, sang manajer rekaman, menyatakan bahwa grup Eagles telah berhubungan dengan gereja setan tersebut. Dari latar belakang ini, akhirnya tampak jelas bahwa mereka sedang menceritakan kegiatan gereja setan itu dalam lagu Hotel California.
Jika satu dan dua kali atau kasus, mungkin ini kebetulan. Tapi jika sudah menjadi pola? [islampos/berbagai sumber]
Senin, 11 Mei 2015
Seri Kisah Teladan
Beberapa kisah teladan masyhur di kalangan umat Islam. Kisah-kisah tersebut ada yang bersumber dari hadits-hadits Nabi saw, dari cerita turun temurun, bahkan yang bersumber dari Al-Quran.
Cerita-cerita tersebut memang memiliki banyak hikmah bagi yang mendengarnya, bahkan bisa dijadikan teladan dalam kehidupan. Untuk itu, NCR Production berusaha menampilkan cerita-cerita tersebut dalam bentuk film animasi, agar disukai dan mudah dicerna oleh anak-anak.
Jajaran kisah yang dijadikan animasi tadi digabung dalam beberapa film berseri, yaitu Seri Kisah Teladan. Diharapkan dengan menyaksikan film-film animasi Kisah Teladan ini, anak-anak dapat mengambil pelajaran dan mencontoh teladan dalam kisahnya.
Yang sudah diproduksi untuk Seri Kisah Teladan ini ada 6 volume. Setiap volume terdiri dari 3 segmen cerita. Misalnya di vol. 1, cerita yang diangkat adalah tentang:
Cerita-cerita tersebut memang memiliki banyak hikmah bagi yang mendengarnya, bahkan bisa dijadikan teladan dalam kehidupan. Untuk itu, NCR Production berusaha menampilkan cerita-cerita tersebut dalam bentuk film animasi, agar disukai dan mudah dicerna oleh anak-anak.
Jajaran kisah yang dijadikan animasi tadi digabung dalam beberapa film berseri, yaitu Seri Kisah Teladan. Diharapkan dengan menyaksikan film-film animasi Kisah Teladan ini, anak-anak dapat mengambil pelajaran dan mencontoh teladan dalam kisahnya.
Yang sudah diproduksi untuk Seri Kisah Teladan ini ada 6 volume. Setiap volume terdiri dari 3 segmen cerita. Misalnya di vol. 1, cerita yang diangkat adalah tentang:
- Keadilan Nabi Sulaiman a.s.
- Kisah persaudaraan di medan perang, dan
- Kisah kejujuran gadis pemerah susu.
Jadi, untuk menambah wawasan putra-putri kita, film-film di seri kisah teladan ini sangat cocok untuk jadi pilihan utama...
kunjungi kami: www.cmsdistribusi.com
Kamis, 07 Mei 2015
Langganan:
Postingan (Atom)